Kita Yang Telah Asing

         
                https://pin.it/4DY2QHj


Daun berguguran. Sudah dua kali semenjak pilihanmu mau mengasingkan diri.

Sudah tiga kali hujan membasahi kepalaku semenjak aku yang menamaimu payung kehilangan topi rumputku.

Jalanan sepi, kota berubah dingin padahal belum waktunya. Lampu-lampu kota menjadi remang-remang dan tertidur lebih cepat, hujan yang turun adalah mimpi buruk pada tangkai mata yang sudah memerah di malam kelam.

Ibuku berubah tangis, tak ada pundak ayahku yang hangat seperti waktu kecil. Benar tidak ada rumah tempat berpulang dan berpalung bagi yang kehilangan separuh jiwa.

Pada batas jiwa di ambang malam, jatuh baitan doa tubuhku. Bertanya kesekian-kali,

Kita yang telah asing ini, apakah masih saling doa-mendoakan meski tidak lagi cinta-mencintai?







Komentar